Padang Pariaman - Suasana haru menyelimuti Markas Polres Padang Pariaman. Sejak penangkapan Indra Septiarman, pelaku keji yang merenggut nyawa Nia Kurnia Sari, Si gadis penjual gorengan, karangan bunga berjejer rapi di depan gerbang Mapolres. Setiap rangkaian bunga seakan menjadi saksi bisu atas keadilan yang akhirnya ditegakkan.
Nia, gadis sederhana dengan senyum cerahnya, kini telah pergi. Namun, semangat juangnya untuk mendapatkan keadilan terus hidup di hati masyarakat. Bunga-bunga harum yang menghiasi Mapolres seolah menjadi representasi dari doa dan harapan agar kasus ini dapat terselesaikan dengan tuntas.
"Ini adalah kemenangan bagi kami semua, " ujar salah seorang teman dekat Nia dengan mata berkaca-kaca. "Nia tidak akan pernah terlupakan. Keadilan telah berbicara."
Penangkapan Indra Septiarman yang bersembunyi di plafon rumah kosong menjadi bukti nyata kerja keras aparat kepolisian dan partisipasi aktif masyarakat. Aksi kejar-kejaran yang menegangkan ini menjadi sorotan nasional dan mengundang simpati dari berbagai kalangan.
Nia, gadis yang dikenal ramah dan suka menolong, setiap hari menjajakan gorengan untuk membantu perekonomian keluarga. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi orang-orang yang mengenalnya.
"Dia adalah anak yang baik hati, " kenang seorang tetangga Nia. "Setiap pagi, dia selalu menyapa dengan senyum yang manis. Kami tidak menyangka kejadian seperti ini akan menimpa dia."
Dengan tertangkapnya pelaku, keluarga Nia berharap dapat menemukan kedamaian. Namun, kasus ini juga menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan menjaga keamanan bersama
Baca juga:
Polres Agam laksanakan latihan dalmas
|
"Kami berharap kasus ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Ujar Kapolres Padang Pariaman AKBP Ahmad Faisol. "Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua."
(Berry)